Minggu, 09 Januari 2011

BOLEHKAH REMAJA PACARAN?

Orang-tua sering marah-marah saat tahu anaknya pacaran. Mereka beranggapan pacaran akan mengganggu konsentrasi belajar, membuat prestasi akademik melorot, belum lagi waktu yang biasanya dipakai untuk kumpul-kumpul dengan keluarga bisa jadi berkurang karena harus berbagi dengan si doy. Yang paling membuat orang-tua ketakutan adalah jika anak-anak mereka 'kebablasan' atau terlalu jauh dalam berpacaran, hamil dan harus menikah pada usia dini, dan ... buyarlah semua impian keluarga! Umur berapa sebenarnya seseorang layak untuk berpacaran?

Memang tidak ada batasan yang jelas tentang kapan sebaiknya remaja berpacaran. Yang penting sebenarnya pemahaman masing-masing remaja tentang berpacaran itu sendiri. Bagi remaja seringkali berpacaran identik dengan harga diri. Mereka merasa gengsinya akan naik jika telah memiliki pacar, sehingga pacar itu sendiri seringkali menjadi korban karena dijadikan 'pelarian' dan 'keranjang sampah' untuk menumpahkan segala kekesalan hati mereka. Saat hubungan dengan sang pacar putus, dan mereka begitu sedih (bahkan marah), remaja biasanya terobsesi untuk segera mencari pengganti, sekali lagi karena pertimbangan harga diri tadi.

Yang perlu diperhatikan oleh remaja adalah batas-batas dalam berpacaran. Di era modern seperti sekarang ini, remaja sering mengatakan orang-tua mereka kolot saat mereka dilarang pergi berduaan, pegang-pegangan tangan, bermesraan, berpelukan, cipika-cipiki, kissing, napping, atau lebih jauh lagi... Sebagian remaja bahkan beranggapan sah-sah saja mereka melakukan hubungan seks saat berpacaran. Sementara cukup banyak remaja putra dan putri yang dengan teguh mempertahankan 'kesucian' serta 'kekudusan' dirinya hanya untuk istri atau suami nantinya - bukan untuk sang pacar yang belum tentu akan bertahan jadi pendamping hidupnya. Kepada semua remaja yang memutuskan dirinya akan berpacaran harus mengingat hal ini: Tidak ada jaminan pacarmu ini akan bertahan menjadi pasangan hidupmu! Jadi kalau ternyata harus putus, jangan terlalu larut dalam kesedihan, percayalah Tuhan pasti sediakan jodoh yang terbaik bagi dirimu!

Pesan bagi para orang-tua, jadikan diri Anda teman yang baik bagi anak-anak remaja Anda, jangan perlakukan mereka sebagai anak kecil, atau seperti staf bawahan Anda (karena terus dibentak-bentak), apalagi seperti musuh yang harus terus menerus dicurigai. Perlakuan yang salah dari para orang-tua justru akan membuat para remaja salah jalan. Mereka akan 'back street' - pura-pura manis di hadapan semua orang, tetapi akan kabur dan mencari kesempatan menikmati indahnya belaian sang pacar...sampai akhirnya mereka melanggar rambu-rambu pacaran itu sendiri. Kenali semua teman-teman dekat anak Anda, kenali keluarga mereka satu-persatu, sambil memilah-milah yang mana layak jadi ...menantu Anda! Selamat memilih!